sumber foto : traveltextonline.com
Jenang merupakan masakan kuliner khas tradisional masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah terutama
Kota Solo. Keberadaan
Jenang sendiri sudah turun temurun dari nenek kakek moyang.
Jenang menjadi tradisi simbolisasi sebuah acara masyarakat Jawa, mulai dari pembangunan rumah, kelahiran anak, slametan, dan ritual-ritual kejawen lainnya.
Jenang abang (merah) dan putih atau dalam istilah bahasa Jawanya
Jenang Sengkolo seperti menjadi sebuah keharusan, makanan yang harus tersedia.
Jenang yang sangat muncul dalam ritual jawa. Jenang sengkolo yang ternyata mempunyai filosofinya tersendiri. Kata orang-orang tua,
Jenang abang dan putih itu menjadi simbol dari keberadaan manusia di
dunia.
Jenang merah melambangkan lelaki, dan
jenang putih melambangkan
perempuan. Adanya jenang disetiap ritual, agar manusia selalu ingat jikalau dunia terisi oleh dua esensi,
feminin dan maskulin.
Jenang, sekarang ini bagi kebanyakan orang menganggap
jenang hanyalah makanan ringan tradisional Jawa. Banyak yang belum mengetahui filosofi dibalik simbolisasi
Jenang dengan tradisi Jawa. Masyarakat hanya tau jika ada ritual ini harus membuat jenang ini, tanpa mengetahui makna dibaliknya. Inilah Jawa, dengan segala ritual tradisinya.